- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
|
PROGRAM S1 PRODI SYARIAH
HUKUM KELUARGA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI AR-RANIRY
|
LEMBAR Cover MAKALAH
TUGAS KELOMPOK
KELOMPOK
|
VII
|
||
NAMA/NIM
|
1.MUHAMMAD
ILHAM PURNAMA
|
140101062
|
|
2.MUHAMMAD
AL-FAIRUSY
|
140101001
|
||
3.ANISFU IRHA
|
141010140
|
||
|
|
||
UNIT/SEM/RUANG
|
|||
KODE/MATA KULIAH
|
|
||
DOSEN
|
RAMZI MURZIQIN, S.HI., M.A
|
||
JUDUL MAKALAH
|
MANUSIA
DAN LINGKUNGAN HIDUP
|
||
TGL. KUMPUL
TUGAS
|
|
||
TGL.
PRESENTASI
|
|
||
PENILAIAN
|
v
Content Makalah
|
|
|
v
Presentasi Kelas
|
|
|
CATATAN DOSEN : _______________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Manusia dan Lingkungan Hidup
1. Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan
segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami
kelahiran, pertumbuhan , perkembangan ,dan mati ,dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan
alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik itu positif maupun
negative.
Manusia
adalah makhluk hidup yang memiliki kecerdasan baik secara emosional maupun
spiritual yang mampu mengelola dan mengolah segala sesuatu yang terdapat dalam
lingkungan hidup menjadi sesuatu yang mampu menyokong kehidupannya. Manusia dan
lingkungan merupakan unsur yang tak dapat dipisahkan.
Manusia
dapat diartikan sebagai sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
sebuah realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam
hubungannya dengan lingkungannya, ia merupakan suatu organisme hidup (living
organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan
secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari suatu lingkungan,
baik lingkungan vertical (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik,
social), maupun kesejarahan. Tatkala seorang bayi lahir , ia merasakan
perbedaan suhu dan kehilangan energy, dan oleh karena itu ia menangis, menuntut
agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul
anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugrahi kepekaan (sense) untuk membedakan
(sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia
membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari
lingkungan.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media dimana
makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki kerakter serta
fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menepatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang
lebih komplek dan rill.
Menurut Lynton Keith Caldwell dalam
Environment: A Challenge for modern Society (The American Museum of Natural History Press, NY, 1990),lingkungan
adalah keseluruhan yang mengitari, termasuk yang dikitari yaitu manusia
yangbersangkutan.
Lingkungan
hidup merupakan komponen penting dari kehidupan manusia begitu pun sebaliknya
kehidupan manusia memiliki pengaruh besar terhadap kelangsungan lingkungan
hidup. Sebuah contoh sederhana bisa diberikan untuk menggambarkan interaksi
timbal balik antara manusia dan lingkungan hidup. Agar bisa bertahan hidup
manusia membutuhkan kegiatan makan dan minum. Dalam memenuhi kebutuhan itu
manusia memanfaatkan bagian-bagian lingkungan hidup seperti hewan-hewan,
tumbuh-tumbuhan, air, udara, sinar matahari, garam, kayu, barang-barang tambang
dan lain sebagainya. Komponen-komponen lingkungan hidup itu merupakan sumber
mutlak manusia untuk mempertahankan atau meneruskan kehidupannya. Begitu
pentingnya interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya dapat
digambarkan dalam pernyataan bahwa hanya dalam lingkungan hidup yang optimal,
manusia dapat berkembang dengan baik, dan hanya dengan manusia yang baik
lingkungan akan berkembang ke arah yang optimal.
Interaksi antara manusia dan
lingkungan hidup merupakan proses saling mempengaruhi secara langsung maupun
tidak langsung. Kalau seseorang melakukan sesuatu atas lingkungannya, misalnya
mencangkul maka di sini telah terjadi interaksi antara manusia dengan tanah
yang dicangkul, demikian pula terhadap makhluk-makhluk hidup yang berada di
sekitar tanah yang dicangkul seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, cacing,
ulat-ulatan dan binatang mikroba lainya serta terhadap suhu udara di
sekitarnya. Proses interaksi semacam ini disebut sebagai ekosistem, yaitu suatu
interaksi timbal balik antara makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya
sebagai satu kesatuan dalam wujud yang teratur. Ekosistem tidak saja merupakan
interaksi antara manusia dengan lingkungannya tetapi juga antara makhluk hidup
satu dengan lainnya. Antara binatang dengan binatang lain, dengan
tumbuh-tumbuhan dan lingkungan sekitarnya.
Apa
yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang
terdapat dalam suatu tempat atau ruang yang dapat mempengaruhi kehidupan
manusia dan makhluk hidup. Pengertian lain yang lebih luas dapat diberikan
untuk menjelaskan lingkungan hidup, yaitu kesatuan ruang dengan semua benda,
daya dan keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Peranan
manusia dalam ekosistem sangat luas. Sebab lingkungan hidup manusia tidak hanya
terbatas pada sarana fisik kimia dan biologi saja tetapi termasuk juga di
dalamnya persoalan ekonomi, sosio-budaya dan agama. Segala macam perubahan
dalam lingkungan hidup manusia, mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
dirinya.
Manusia
dengan kemampuan ilmu dan teknologi bisa membuat perubahan-perubahan, baik
kecil maupun besar pada lingkungannya. Perubahan-perubahan itu terutama terjadi
karena meningkatnya kebutuhan hidup manusia yang mengakibatkan interaksi antara
manusia dan lingkungannya semakin intensif, misalnya dalam penggalian sumber
alam, pengelolaan dan penggunaan sumber alam. Dengan demikian, peranan manusia
sangat berpengaruh terhadap kondisi struktur dan sifat fungsional ekosistem.
Pada
dasarnya, interaksi antara manusia dan lingkungan hidupnya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu interaksi harmonis dan tidak harmonis. Suatu interaksi
dikatakan harmonis apabila interaksi manusia dan lingkungan hidupnya berada
dalam batas-batas keseimbangan dan dapat pulih seketika dalam keseimbangan.
Namun, apabila batas-batas kemampuan salah satu subsistem sudah terlampaui,
tidak seimbang, atau tidak mampu memainkan fungsinya, maka interaksi manusia
dan lingkungan hidupnya berubah menjadi tidak harmonis dan di sini timbul apa
yang disebut dengan masalah lingkungan hidup.
Pola
interaksi harmonis antara manusia dan lingkungan hidup dapat ditelusuri dari
nilai-nilai dan pandangan hidup suatu masyarakat terhadap alam di sekitarnya.
Misalnya, di beberapa kalangan masyarakat pedesaan hinggga kini masih terdapat
pandangan yang menggambarkan manusia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan
lingkungan hidupnya. Pandangan semacam ini biasanya mewujud dalam pola
kebiasaan masyarakat untuk memitoskan atau mengeramatkan alam. Misalnya tidak
boleh membuang sembarangan sesuatu benda atau sampah di sebuah sungai tertentu
karena akan berakibat munculnya penyakit atau malapetaka. Tidak boleh menebangi
pohon-pohon di tempat-tempat tertentu atau tidak boleh menangkap ikan di suatu
bagian sungai atau danau. Dengan demikian, pola-pola kebiasaan masyarakat itu
secara tidak langsung bermanfaat untuk mempertahankan konservasi lingkungan dan
sumber-sumber daya alam. Pandangan atau nilai-nilai yang dipertahankan oleh
masyarakat melalui kaidah-kaidah hidup, tradisi atau kebiasaan yang bersifat
mitos dan mistis ini disebut dengan pandangan immanen atau holistis.
Namun,
pesatnya kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang diikuti dengan
perkembangan kebutuhan manusia telah membawa perubahan cara pandangan manusia
mngenai lingkungan hidup. Manusia tidak lagi memegang teguh pandangan immanen
tetapi cenderung memandang lingkungannya bukan sebagai bagian (subsistem) yang
tidak terpisahkan. Lingkungan dianggap sebagai objek yang dapat dieksploitasi
semaksimal mungkin. Pandangan semacam ini disebut dengan pandangan transenden
yang membuat suatu masyarakat semakin menutup diri terhadap hubungan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dan akhirnya berusaha memusatkan
ekosistem pada diri manusia, antroposentrisme.
Antroposentrisme
adalah suatu pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusatnya. Istilah
kerusakan lingkungan merupakan konsep antroposentris, yaitu memandang
lingkungan hidup dari sudut pandang kepentingan manusia. Begitu sentralnya
kepentingan manusia maka apabila terjadi pencemaran lingkungan hidup akibat
kegiatan manusia sering kali diabaikan dengan alasan demi kepentingan hidup
orang banyak. Dengan demikian, kelestarian dan kerusakan lingkungan hidup
sangat bergantung pada sikap masyarakat terhadap lingkungan hidup itu sendiri.
Farde
(1963:463) melihat bahwa “antara lingkungan alam dan kegiatan manusia selalu
ada perantara yang menghubungkannya., yaitu sekumpulan tujuan dan nilai-nilai,
seperangkat pengetahuan dan kepercayaan – dengan kata lain dinamakan pola-pola
kebudayaan”. Dengan kebudayaan, manusia dapat memahami serta
menginterpretasikan lingkungan alam dan seluruh isinya, menyeleksi hal-hal yang
berguna baginya dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan bagi
kelangsungan hidupnya, dan melakukan adaptasi terhadap lingkungan alamnya.
Karena pembahasannya tentang manusia
dan lingkungan, maka lingkungan yang kita maksud di sini adalah lingkungan
manusia yang terdiri atas:
- Lingkungan Alam
Lingkungan
alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan alam yang berada di sekitar
manusia. Komponen lingkungan alam terdiri dari faktor abiotik (tanah, air,
udara, cuaca dan suhu) dan faktor biotik (hewan dan tumbuhan, termasuk
manusia). Hal ini karena di dalam lingkungan alam berisikan sumber daya alam,
yaitu segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan
kebutuhan hidup agar manusia dapat hidup lebih sejahtera. Sumber daya alam
terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan
lain sebagainya.
- Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan
sosial budaya adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pola-pola hubungan
sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial
(ruang), yang ruang lingkupnya ditentukan oleh berlakunya pola-pola hubungan
sosial tersebut (termasuk perilaku manusia di dalamnya), dan oleh tingkat rasa
integrasi manusia yang berada di dalamnya. Oleh karena itu, lingkungan sosial
budaya terdiri atas pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi
sosial, termasuk di dalamnya sejumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat
dalam lingkungan spasial tertentu. Lingkungan sosial budaya seorang manusia di
dalam masyarakatnya dapat berupa lingkungan pertemanan, jaringan sosial, pola
perilaku masyarakat sekitar, adat istiadat yang berlaku dan lainnya.
Lingkungan
sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia itu sendiri. Oleh karena
itu, lingkungan sosial budaya menekankan pada aspek manusia dalam lingkup
budaya dan sosialnya. Lingkungan sosial budaya senanstiasa akan mengalami
perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap
lingkungannya.
Hakikat
Manusia Sebagai Objek dan Subjek Lingkungan
Manusia
sebagai objek lingkungan berarti manusia dikendalikan oleh lingkungan. Manusia
tunduk kepada lingkungan, karena manusia dikendalikan oleh lingkungan. Segala
sesuatu yang terjadi pada lingkungan akan berdampak pada kehidupan manusia.
Lingkungan yang buruk akan membentuk kehidupan manusia yang buruk, dan
lingkungan yang baik akan membentuk kehidupan manusia yang baik pula.
Manusia
sebagai subjek lingkungan berarti manusia memilki kemampuan untuk mengendalikan
lingkungan, memanipulasi dan mengeksploitasi lingkungan. Manusia mampu
merombak, memperbaiki dan mengkondisikan lingkungan seperti yang
dikehendakinnya. Hal ini dikarenakan:
- Manusia mampu berpikir serta
meramalkan keadaan yang akan datang,
- Manusia memiliki ilmu dan
pengetahuan,
- Manusia memiliki akal dan budi
sehingga dapat memilih hal-hal yang baik.
Dalam
perannya sebagai subjek lingkungan, manusia diharapkan mampu melakukan
pengelolaan lingkungan. Pengololaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan
pengembangan lingkungan, terutama lingkungan alam. Mengapa terutama ditujukan
untuk lingkungan alam? Karena lingkungan alam bersifat terbatas dan oleh karenanya
perlu diusahakan terus kelestarian dan keberadaannya untuk mendukung
kesejahteraan manusia. Usaha pengelolaan lingkungan memiliki tujuan antara
lain:
- Mencapai kelestarian hubungan
manusia dengan lingkungan sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya,
- Mengendalikan pemanfaatan
sumber daya secara bijaksana,
- Mewujudkan manusia sebagai
pembina lingkungan hidup,
- Melaksanakan pembangunan
berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan masa yang
akan datang.
Pengelolaan
lingkungan dilakukan untuk menjaga agar perubahan yang terjadi pada lingkungan
akibat upaya pemanfaatan yang dilakukan manusia terhadap lingkungan tidak akan
mengganggu keseimbangan lingkungan itu sendiri. Dengan kata lain, perubahan
lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia, dan dapat pula terjadi
karena faktor alami. Akan tetapi, dampak dari perubahan itu belum tentu sama.
Namun, pada akhirnya apapun perubahan yang terjadi pada lingkungan, manusia
juga yang mesti memikul dan mengatasinya.
Masalah
lingkungan telah ada dihadapkan kita, sebut saja misalnya banjir, tanah longsor
di beberapa daerah di Indonesia, sampah, polusi udara, temperatur udara yang
semakin tinggi karena pemanasan global, dan lain-lain. Masalah lingkungan ini
berkembang dengan cepat, baik di tingkat nasional maupun internasional
(global).
Berikut adalah rincian dari masalah
lingkungan yang muncul sebagai akibat dari interaksi antara manusia dan
lingkungan, yaitu:
- Masalah lingkungan yang
terutama disebabkan oleh perkembangan ilmu dan oleh karenanya harus dikaji
dan dipecahkan melalui ilmu pula.
- Masalah lingkungan yang
disebabkan oleh teknologi yang berkembang dengan cepat.
- Masalah lingkungan yang
disebabkan karena tindakan ekonomis manusia, misalkan kasus pencemaran
lingkungan. Manusia yang karena pertimbangan biaya tidak mau melakukan
usaha pengelolaan sampah dengan baik tentunya akan menanggung biaya
pencemaran limbah sampah.
- Masalah lingkungan yang muncul
karena cara pandang manusia terhadap lingkungan.
- Masalah lingkungan yang
disebabkan karena perubahan sosial dan gejala sosial, secara umum dapat
pula terkait dengan masalah kependudukan, keterbatasan sumber daya alam
dan masalah pencemaran. Hal in karena perubahan gaya hidup telah dianggap
memiliki pengaruh yang lebih besar daripada perubahan sosial, dalam artian
pada umumnya dibahas. Di sini lebih tepat digunakan istilah perubahan
perilaku sosial yang mempengaruhi pola konsumsi seseorang.
Manusia
sebagai makhluk individu yang juga makhluk sosial dan makhluk budaya harus
mengembangkan apa yang disebut dengan etika lingkungan. Etika diartikan sebagai
kebiasaan hidup yang baik yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain.
Dengan kata lain, secara umum, etika dipahami sebagai pedoman bagaimana manusia
harus hidup dan bertindak sebagai orang baik. Etika member petunjuk, orientasi,
dan arah bagaiman harus hidup secara baik sebagai manusia. Mengacu pada
pemahaman tersebut, maka etika lingkungan pada hakikatnya membicarakan mengenai
norma dan kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan
alam dan kehidupan sosial budayanya, serta nilai dan prinsip moral yang
menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam dan kehidupan sosial
budayanya.
Pengaruh
Timbal Balik antara kondisi Lingkungan Alam dan Sosial Budaya
Pengaruh
Lingkungan Terhadap Kondisi Sosial Budaya
Untuk
mengamati bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kondisi sosial budaya kita
perlu membandingakan antara kondisi sosial budaya yang terjadi pada dua wilayah
yang memiliki kondisi lingkungan yang berbeda. Semisal pengamatan kita
ditujukan pada wilayah perumahan yang memiliki tingkat kepadatan yang berbeda.
Kondisi ini bisa saja berbeda di tiap-tiap daerah di Indonesia, akan tetapi
secara umum kondisi lingkungan di wilayah padat pemukiman biasanya lebih buruk
dibandingkan dengan kondisi lingkungan di wilayah yang tidak padat pemukiman.
Pengaruh
Kondisi Sosial Budaya Terhadap Lingkungan
Pembahasan
tentang pengaruh kondisi sosial budaya terhadap lingkungan dapat dilihat dari
berbagai segi. Salah satunya adalah dengan apa yang kita sebut dengan etika
lingkungan. Etika lingkungan sebenarnya telah dianut oleh nenek moyang kita,
secara tradisional, yang bersumber pada agama (ecoteology) dan mungkin juga
mitologi, legenda, termasuk cerita-cerita rakyat. Jejak langkah ajaran tersebut
masih dapat kita kenali dalam bentuk kearifan tradisional yang ditunjukkan oleh
suku-suku pedalaman yang masih kuat memegang etika lingkungan kuno seperti suku
Dayak, Baduy, Nias, Anak Dalam (Kubu), Mentawai dan sebagainya.
Di
sisi lain, pada abad informasi ini, kebutuhan akan layanan informasi dan
pengolahan data telah menempatkan barang-barang elektronik menjadi kebutuhan
hidup sehari-hari. Selain itu juga, semakin tingginya tingkat pemakaian mobil
pribadi di daerah perkotaan atau bahkan pusat kota, menyebabkan luas dan jumlah
jalan yang ada tidak lagi mampu menampung volume kendaraan yang melewatinya
setiap hari.
Hal inilah yang menyebabkan udara di
siang hari menjadi sangat panas dan terik, bahkan malam hari tidak lagi sedingin
dahulu. Lapisan ozon yang semakin tipis bahkan membentuk lubang-lubang lapisan
ozon yang semakin besar membuat panas bumi semakin tinggi. Kondisi ini disebut
dengan pemanasan global (global warming). Dengan demikian kita dapat
membayangkan bahwa modernisasi dan perkembangan teknologi tidak hanya membawa
peradaban manusia pada tingkat yang tinggi, akan tetapi juga akan membawa
manusia pada tantangan dan bahaya lingkungan yang semakin besar dan
berat.
Kualitas
Lingkungan dan Penduduk Terhadap kesejahteraan
Hubungan
Lingkungan dengan Kesejahteraan
Berdasarkan
uraian sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa manusia dan lingkungan
memiliki hubungan yang sangat erat dan tak dapat dipisahkan. Lingkungan
memiliki andil besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Lingkungan hidup
menjadi sumber dan penunjang hidup, sehingga lingkungan mampu memberikan
kesejahteraan dalam hidup manusia.
Pada
zaman sekarang ini manusia tetap menginginkan lingkungan sebagai tempat yang
mendukung kehidupannya dan dapat memberikan kesejahteraan hidup. Sejalan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu mengubah lingkungan
yang tadinya tidak memiliki daya dukung untuk hidup (unhabitable) menjadi
lingkungan yang memiliki daya dukung yang baik dan bersifat habitable. Artinya,
manusia dengan kemapuan ilmu pengetahuan dan teknologinya dapat mengatasi
keterbatasan lingkungan terutama yang bersifat fisik atau alam.
Manusia
mengharapkan lingkungan mempunyai daya dukung lingkungan hidup dan daya tamping
lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan makhluk hidup
untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Daya tamping
lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energy,
atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan kedalamnya.
Pengelolaan
lingkungan hidup merupakan upaya terpadu dalam pemanfaatan , penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan
hidup. Pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk :
- Mencapai kelestarian hubungan
manusia dengan lingkungan sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.
- Mengendalikan pemanfaatan SDA
secara bijaksana.
- Mewujudkan manusia sebagai
Pembina lingkungan.
- Melaksanakan pembangunan
berwawasan lingkungan.
- Melindungi Negara terhadap
dampak kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan kerusakan dan
pencemaran lingkungan.
Hakikat
pengelolaan lingkungan hidup adalah bagaimana manusia melakukan berbagai upaya
agar kualitas manusia meningkat sementara kualitas lingkungan juga semakin
baik. Pengelolaan lingkungan hidup akan memberikan nilai bagi manusia, antara
lain nilai ekonomi, mental spiritual, dan nilai ilmiah. Pengelolaan lingkungan
hidup diatur dalam undang- undang nomor 23 tahun 1997.
Hubungan
Penduduk Dengan Lingkungan dan Kesejahteraan
Kualitas
penduduk merupakan aspek yang penting bagi kesejahteraan hidup. Kesejahteraan
hidup penduduk di suatu Negara sangat ditentukan oleh kualitas penduduk yang
bersangkutan. Kualitas penduduk mencerminkan kualitas insani dan SDM yang
dimiliki oleh Negara. Kualitas sumber daya tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain tingkat pendidikan, ketrampilan, kesehatan, etos kerja, dan
karakter atau kepribadian.
Dilihat
dari segi lingkungan, masalah pemukiman merupakan masalah penduduk. Ketika
jumlah penduduk kecil dan bersahaja, maka cara hidup dan bermukimnya diserasikan
dengan lingkungan. Pada saat itu belum muncul masalh bagi lingkungan hidup.
Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan majunya peradaban, maka
cara hidup dan bermukimnya penduduk tidak lagi diserasikan dengan lingkungan.
Justru sebaliknya, lingkungan diubah dan dicocokkan dengan cara hidup dan
pemukiman manusia.
Pertumbuhan penduduk akan selalu
berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Penduduk dengan segala aktifitasnya
akan memberikan dampak terhadap lingkungan, baik itu merupakan perubahan
lingkungan bersifat positif maupun negative. Beberapa problema lingkungan hidup
antara lain:
- Pencemran/ polusi lingkungan,
yang mencakup pencemaran udara, air, tanah, dan pencemaran suara.
- Masalah kehutanan.
- Erosi dan banjir.
- Tanah longsor, kekeringan, dan
abrasi pantai.
- Menipisnya lapisan ozon dan
efek rumah kaca.
- Penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan yang buruk, seperti gatal- gatal , batuk, infeksi saluran
pernafasan, diare dan tipus.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan populer dari blog ini
COVER MODUL
KAKAK BERADIK
Hubungan persaudaraan yang sebenarnya adalah ketika saudaramu sdh sama2 berumah tangga.... Akankah hubungan itu masih sama ketika masa kecil dahulu...ketika bertengkar kemudian bermain bersama lagi.... Ketika ada yg mengganggumu...kemudian kau panggil kakakmu....lalu dg badanx yg lebih besar dia membelamu Krn kau adl adiknya... Atau ketika kau membela adikmu yg memang bersalah.....demi sebuah kata Krn dia adikku Ketika makanan yang dihidangkan ibumu....dibagi bersama saudaramu Satu makan tempe maka semua tempe....tak ada yg dipilih kasih...satu makan telor maka dibagilah telornya jika hanya satu butir Atau ketika bpkmu pergi kondangan dan membawa....satu tempat makanan....pasti berebut makanan kesukaan....tapi ujung2x....makan bersama dalam satu wadah Ah.....betapa akan sangat dirindukan hal2 seperti itu Akankah moment kebersamaan itu masih ada ketika kalian sdh berumah tangga??? Ketika satu menjadi kaya yg lain hanya biasa saja....ketika satu menjadi org terhor
Komentar
Posting Komentar