KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN ISLAM
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Makalah Ilmu Pendidikan
KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN ISLAM
Oleh
Supina(180201140)
Dosen pengampu
Ainal mardhiah M.ag.
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan
suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi
tujuan hidupnya secara efektif dan efisien. Pada dasarnya pendidikan islam memiliki komponen-komponen serta sistem yang
terpadu untuk mencapai tujuan. Eksistensi ilmu pendidikan islam selain sebagai
tuntutan hidup juga sebagai konsekuensi logis dari sifat dan karakter ajaran
islam.
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah masih menunjukkan keadaan
yang memprihatinkan.
Praktik pendidikan yang
berlangsung saat ini dikalangan umat islam belum sepenuhnya mengacu pada ilmu
pendidikan islam yang hakiki. Sehingga perlu adanya tinjauan teoritis dalam
mengaplikasikan sistem pendidikan islam yang mengandung nilai-nilai kebenaran
dari konsep ilahi.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa saja komponen-komponen pendidikan islam?
2.
Bagaimana sistem penerapan pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Komponen-Komponen
Pendidikan Islam
Komponen merupakan
bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya
suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti
bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan
tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat diartikan bahwa
untuk berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan
komponen-komponen tersebut.berbagai komponen atau aspek tersebut antara lain:
1. Pendidikan
Dalam kamus bahasa
indonesia dinyatakan bahwa pendidik adalah orang yang mendidik. Dalam
pengertian yang lazim digunakan, pendidik adalah orang derwasa yang bertanggung
jawab memberikan pertolongan kepada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani
dan rohani, agar mencapai tingkat kedewasaan mampu mandiri dalam melakukan
tugas sebagai hamba dan khalifah Allah SWT.
Guru dalam konteks pendidikan Islam “pendidik”
sering disebut dengan murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan mursyid.
menurut peristilahan yang dipakai dalam pendidikan dalam konteks Islam, Kelima
istilah ini mempunyai tempat tersendiri dan mempunyai tugas masing-masing.
Murabbi adalah: orang
yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu
mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi
dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.
Mu’allim adalah: orang
yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya sertamenjelaskan fungsinya dalam
kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus melakukan
transfer ilmu pengetahuan, internalisasi serta implementasi.
Mu’addib adalah: orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk
bertanggungjawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan.
Mudarris adalah: orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi
serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan
berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta
melatih keterampilan sesuai dengan bakat , minat dan kemampuannya.
Mursyid adalah: orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi
diri atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.[1]
Nabi Muhammad SAW juga memposisikan pendidik di tempat yang mulia dan
terhormat. Beliau menegaskan bahwa ulama adalah pewaris para nabi, sementara
makna ulama adalah orang yang berilmu. Dalam perspektif pendidikan Islam,
pendidik termasuk ulama. Tegasnya, pendidik adalah pewaris para nabi. Hal ini
beralasan mengingat peran pendidik sangat menentukan dalam mendidik manusia
untuk tetap konsisten dan komitmen dalam menjalankan risalah yang dibawa oleh
Rasulullah SAW. Kemudian ada pula hadits yang menjelaskan bahwa kedudukan orang
‘alim itu lebih unggul dibanding ‘abid. Juga hadits tentang pujian Nabi SAW
terhadap orang yang belajar ilmu Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang
lain.[2]
2.
Peserta Didik
Peserta didik dalam pendidikan islam adalah individu yang
sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial dan
religius. Peserta didik tidak hanya melibatkan anak-anak tetapi juga orang
dewasa. Sementara istilah anak didik hanya dikhususkan bagi individu yang
berusia kanak-kanak. Didalam ajaran islam terdapatt berbagai istilah yang
berkaitan dengan peserta didik antara lain tilmidz, thalib dan muta’allim.
Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja
memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang
mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka
sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.
Dilihat
dari segi usia, peserta didik dapat dibagi menjadi lima tahapan antara lain:
1)
Tahap Asuhan (Usia 0-2 Tahun) Atau Neonatus
Tahap ini dimulai dari sejak kelahiran sampai
kira-kira dua tahun. Pada tahap ini individu belum mempunyai kesadaran dan daya
intelektual. Ia hanya mampu menerima rangsangan yang bersifat biologis dan
psikoklogis melalui air susu ibunya. Dalam ajaran islam terdapat tradisi
keagamaan yang dapat diberlakukan kepada peserta didik antara lain dengan
memberi adzan di telinga kanan dan iqamat ditelinga kiri pada saat baru
dilahirkan. Adzan dan iqamat ibarat password untuk membuka sistem saraf rohani
anak agar teringat kepada tuhan yang pernah diikrarkan ketika berada dialam
arwah. Selain itu juga dilakukan aqiqoh sebagai tanda syukur pengorbanan dan
kepedulian terhadap bayinya.
2)
Tahap Jasmani (Usia 2-12 Tahun)
Tahap ini disebut sebagai tahap kanak-kanak. Pada
tahap ini anak mulai memiliki potensi biologis dan psikologis, sehingga anak
sudah mulai dapat dibina, dilatih, dibimbing, diberikan pelajaran dan pendidikan
yang disesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuannya.
3)
Tahap Psikologis (Usia 12-20 Tahun)
Tahap ini disebut juga fase tamyiz, yaitu fase dimana
anak mulai mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk, benar dan salah.
Pada tahap ini seorang anak sudah dapat dibina, dibimbing dan dididik untuk
melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab.
4)
Tahap Dewasa (20-30 Tahun)
Pada tahap ini seseorang tidak lagi disebut anak-anak
atau remaja, melainkan sudah disebut dewasa dalam arti yang sesungguhnya, yakni
kedewasaan secara biologis, sosial, psikologis religius dan lain sebagainya.
Pada fase ini mereka sudah memiliki kematangan dalam bertindak, bersikap dan
mengambil keputusan untuk menentukan masa depannya.
5)
Tahap Bijaksana(30 Sampai Akhir Hayat)
Pada fase ini manusia telah menemukan jati dirinya.
Sehingga tindakannya sudah memiliki makna dan mengandung kebijaksanaan yang mampu member
naungan dan perlindungan bagi orang lain. Pendidikan pada tahap ini dilakukan
dengan cara mengajak mereka agar maumengamalkan ilmu, ketrampilan, pengalaman
dan harta benda untuk kepentingan masyarakat.[3]
3.
Lingkungan Pendidikan.
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan
atau kebudayaan. Halini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai
gejala kebudayaan,yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja.Lingkungan
pendidikan merupakan lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan yang
merupakan bagian dari lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu:
- Lingkungan keluarga
Pendidikan Dilingkunagn Keluarga Keluarga adalah lingkungan pertama bagi
anak. Disinilah pertama kali ia mengenal nilaidan norma. Karena itu keluarga
merupakan pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati.Pendidikan
dilingkungan keluarga berfungsi untuk memberikan dasar dalam menumbuhkembangkan
anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena
manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum
mengenal lingkungan yang lain. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan
sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Pendidikan keluarga dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
·
pendidikan prenatal
(pendidikan dalam kandungan)
·
pendidikan postnatal
(pendidikan setelah lahir)
Dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan meliputi:
·
Motivasi cinta kasih yang
menjiwai hubungan orangtua dengan anaknya.
·
Motivasi kewajiban moral
orangtua terhadap anak.
·
Tanggung jawab sosial sebagai
bagian dari keluarga.
- Lingkungan sekolah
Pendidikan Dilingkungan Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Disinilah
potensi anak akan ditumbuhkembangkan. Sekolah merupakan tumpuan dan harapan
orang tua, masyarakat, dalammencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas sekolah sangat
penting dalam menyiapkan anak-anakuntuk kehidupan masyarakat. Sekolah bukan
semata-mata sebagai konsumen, tetapi juga sebagaiprodusen dan pemberi jasa yang
sangat erat hubungannya dengan pembangunan.
Jenis pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang berjenjang,
berstruktur danberkesinambungan, sampai dengan pendidikan tinggi. Jenis
pendidikan sekolah mencakuppendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan
kedinasan, pendidikan keagaman, danpendidikan Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia.
Karena perkembangan peradaban manusia, orang tidak mampu lagi untuk
mendidik anaknya. Pada masyarakat yang semakin komplek, anak perlu persiapan
khusus untuk mencapai masa dewasa. Persiapan ini perlu waktu, tempat dan proses
yang khusus. Dengan demikian orang perlu lembaga tertentu untuk menggantikan
sebagian fungsinya sebagai pendidik. Lembaga ini disebut sekolah.
Dasar tanggung jawab sekolah akan pendidikan meliputi:
·
Tanggung jawab formal
kelembagaan
·
Tanggung jawab keilmuan
·
Tanggung jawab fungsional
- Lingkungan masyarakat
Masyarakat merupakan kelompok sosial terbesar
dalam suatu negara. Selain di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah,
pendidikan juga dapat berlangsung di dalam lingkungan masyarakat. Pendidikan di
dalam lingkungan masyarakat tentunya berbeda dengan pendidikan yang terjadi
pada lingkungan keluarga dan sekolah. Masyarakat yang terdiri dari
individu-individu dalam suatu kelompok masyarakat tidak dapat dipisahkan antara
yang satu dan yang lainnya dalam sebuah mata rantai kehidupan.[4]
Pendidikan Dilingkungan Masyarakat Masyarakat adalah salah satu lingkungan
pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang.
Pandangan hidup, cita-cita bangsa, sosial budaya danperkembangan ilmu
pengetahuan akan mewarnai keadaan masyarakat tersebut. Masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Melalui pendidikan dimasyarakat anak akan dibekali dengan penalaran dan
keterampilan, sering juga pendidikan dimasyarakat ini dijadikan upaya
mengoptimalkanperkembangan diri.[5]
4.
Materi Pembelajaran
Materi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan
tujuan pendidikan. Isi pendidikan berkaitan dengan tujuan pendidikan dan
berkaitan dengan manusia ideal yang dicita-citakan. Untuk mencapai manusia yang
ideal yang berkembang keseluruhan sosial, susila dan individu sebagai hakikat
manusia perlu diisidengan bahan pendidikan.
Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar
tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah
dikemukakan di atas bahwa pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik
(perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) penguasaan materi pembelajaran
menjadi hal yang utama. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis
dan sistematis dalam bentuk :
1. Teori; seperangkat konstruk
atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan
pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan – hubungan
antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.
2. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk
oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari
sekelompok fakta atau gejala.
3. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis,
pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
4. Prinsip; yaitu ide utama, pola
skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5. Prosedur; yaitu seri
langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan
peserta didik.
6. Fakta; sejumlah informasi
khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan
tempat serta kejadian.
7. Istilah, kata-kata
perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi.
8. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas
suatu uraian atau pendapat.
9. Definisi:yaitu penjelasan
tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya.
10. Preposisi, yaitu cara yang
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan
kurikulum.[6]
Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat
progresivisme lebih memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan
peserta didik. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus diambil dari dunia
peserta didik dan oleh peserta didik itu sendiri. Materi pembelajaran yang
didasarkan pada filsafat konstruktivisme, materi pembelajaran dikemas
sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan topik-topik yang diangkat dari
masalah-masalah sosial yang krusial, misalnya tentang ekonomi, sosial bahkan
tentang alam. Materi pembelajaran yang berlandaskan pada teknologi pendidikan
banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa dan
diambil hal-hal yang esensialnya saja untuk mendukung penguasaan suatu kompetensi.
Materi pembelajaran atau kompetensi yang lebih luas dirinci menjadi
bagian-bagian atau sub-sub kompetensi yang lebih kecil dan obyektif.[7]
5.
Metode pendidikan
Pendidikan Islam dalam
pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat untuk menghantarkan kegiatan
kependidikannya kearah tujuan yang dicita-citakan. bagaimana baik dan
sempurnanya kurikulum pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa, manakala
tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam mentransformasikannya kepada
peserta didik .
Adapun Metode yang digunakan oleh Dra. Hj. Nur Uhbiyati yang mengutip dari
Muhammad Qutb di dalam bukunya Minhajut Tarbiyah Islamiyah menyatakan bahwa
teknik metode pendidikan islam itu ada delapan macam yaitu:
1.
Pendidikan Melalui Teladan
yaitu: merupakan salah satu teknik pedidikan yang efektif dan sukses.
2.
Pendidikan Melalui Nasihat. Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk
terpengaruh oleh kata-kata yang didengar, pembawaan itu biasanya tidak tetap
dan oleh karena itu kata-kata harus diulang-ulang.
3.
Pendidikan Melalui Hukuman. Apabila teladan dan nasehat tdak mempan, maka
letakanlah persoalan di tempat yang benar, tindakan tegas itu adalah hikuman,
hukuman sebenarnya tidak mutlak diperlukan , ada juga orang-orang yang cukup dengan
teladan dan nasehat saja.
4.
Pendidikan Melalui Cerita.
Cerita mempunyai daya tarik yang mennyentuh perasaan manusia, sebab
bagaimanapun cerita sudah merajut hati manusia dan akan mempengaruh kehidupan
mereka.
5.
Pendidikan Melalui kebiasaan. Kebiasaan mempunyai peranan penting dalam
kehidupan manusia karena itu menghemat banyak sekali kekuatan manusia karena
sudah kebiasaan yang mudah melekat dan spontan agar kekuatan itu dapat
dipergunakan untuk kegiatan-kegiatn yang bermanfaat.
6.
Menyalurkan Kekuatan. Teknik
islam dalam membina manusia dan juga dalam meperbaikinya adalah mengaktifkan
kekuatan-kekuatan yang tersimpan di dalam jiwa.
7.
Mengisi Kekosongan. Apabila islam menyalurkan kekuatan tubuh dan jiwa ketka
sudah menumpuk dan tidak menyimpanya karena penuh resiko maka islam sekaligus
juga tidak senang kepada kekosongan .
8.
Pendidikan Melalui Peristiwa-peristiwa. Hidup ini penuh perjuangan daan
merupakan pengalaman-pengalaman dengan berbagai peristiwa, baik yang timbul
karena tindakanya sendiri, maupun karena sebab-sebab diluar kemampuanya, Guru
yang baik tidak akan membiarkan peristiwa peristiwa itu berlalu begitu saja
tanpa di ambil menjadi pengalaman yang berharga, ia mesti menggnakanya untuk
membina, mengasuh dan mendidik jiwa, oleh karena itu pengaruhnya tidak boleh
hanya sebentar itu saja.[8]
6.
Kurikulum pendidikan
Kurikulum merupakan
salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan,
karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan
tingkat pendidikan.Setiap pendidik harus memahami perkembangan kurikulum,
karena merupakan suatu formulasi pedagogis yang paling penting dalam
konteks pendidikan, dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang
dilakukan membantu siswa dalam mengembangkan potensinya berupa fisik,
intelektual, emosional, dan sosial keagamaan dan lain sebagainya.
Kurikulum dalam
pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang
terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat
dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan
untuk mencapai pendidikan.
Ciri-ciri umum kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1.
Agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan di
amalkan harus berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta ijtihad para
ulama.
- Mempertahankan pengembangan dan
bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa dari segi intelektual,
psikologi, sosial, dan spiritual.
- Adanya keseimbangan antara kandungan
kurikulum dan pengalaman serta kegiatan pengajaran.
Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa sebagai inti dari ciri-ciri
kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi siswa untuk
berakhlak atau berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri dan
lingkungan sekitarnya.[9]
B.
Sistem penerapan pendidikan islam
Sistem
adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing
bekerja sendiri dalam fungsinya yang berkaitan dengan fungsi dari komponen
lainnya yang secara terpadu bergerak menuju ke arah satu tujuan yang telah
ditetapkan. Faktor atau unsur yang disitematisasikan adalah proses kegiatan
kependidikan dalam upaya mencapai tujuannya.
Islam sebagai agama
wahyu menganggap pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat
dan martabat manusia dan berlangsung sepanjang hayat, di laksanakan di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan merupakan
tanggungjawab bersama antara keluarga masyarakat dan pemerintah. Pendidikan
yang di laksanakan disekolah maupun di luar sekolah perlu di sesuaikan
perkembangan tuntutan pembangunann yang memerlukan berbagai jenis
keterampilan dan keahlian di segala bidang. Kerja sama antara dunia pendidikan
dengan dunia usaha perlu di kembangkan sedemikian rupa sehingga dunia
pendidikan siap pakai oleh dunia usaha.
Menurut system
penerapan pendidikan islam yang seharusnya adalah suatu keseluruhan yang
terdiri dari komponen-komponen yang masing- masing bekerja sendiri
dalam fungsinya. Bekaitan dengan itu dari komponen lainnya yang
secara terpadu bergerak menuju kearah saru tujuan yang telah di tetapkan.
Factor atau unsur yang di sistematisasikan adalah proses kegiatan
pendidikan dalam upaya mencapai tujuannyn, pendidikan harus berusaha untuk
menyiapkan peserta didik melalui proses kegiatan bimbingan, pengajaran
atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Arah perkembangan
semakin maju dalam pendidikan harus di pandang sebagai tantangan yang
penuh perjuangan. Strategi tersebut di wujudkan dalam program pendidikan
seperti konsep mengitegrasikan pendidikan dengan pendidikan ilmu pengetahuan
umum hal ini menuntut kita untuk mempersiapkan tenaga pendidikan islam
yang aspiratif tehadap kemajuan hidup manusia pada masa depan.
Islam dalam melakukan
pendidikan adalah melalui pendekatan
yang menyeluruh terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada yang tertinggal dan
terabaikan sedikitpun, baik segi jasmani maupun segi rohani, baik kehidupannya
secara fisk maupun kehidupannya secara mental dan segala kegiatannya di bumi.
Islam memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar apa yang
terdapat dalam dirinnya, atas dasar fitrah yang diberikan Allah kepadanya,
tidak ada sedikitpun yang diabaikan dan tidak memaksakan apa pun selain apa
yang dijadikan sesuai dengan fitrahnya.
Islam adalah agama
fitrah, oleh karena itu tidak ada satu system pun yang bisa mendekati kodrat
itu seperti dilakukan Islam atau menghasilkan sesuatu setelah dibinanya dan
didudukkannya di tempat yang tepat seperti yang di hasilkan Islam.Islam tidak
hanya memberi konsumsi yang tepat kepada
setiap segi manusa, tetapi juga memberi takaran bagia-bagian yang tepat, tidak
lebih dan tidak kurang. Dengan demikian, setelah masing-masing menerima bagiannya secara tepat dan
takarannya yang tepat pula, manusia bekerja dengan rajin, produktif, dan gesit
selama hayatnya.[10]
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Komponen pendidikan
berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil
dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan
bahwa untuk berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen
tersebut. karena apabila salah satu di antara ketiga komponen ini ada maka proses pendidikan Islam
tidak dapat berjalan, berbagai komponen
atau aspek tersebut antara lain: Pendidik, peserta didik, lingkungan
pendidikan, materi pembelajaran, metode pendidikan dan kurikulum pendidikan.
Menurut system
penerapan pendidikan islam yang seharusnya adalah suatu keseluruhan yang
terdiri dari komponen-komponen yang masing- masing bekerja sendiri
dalam fungsinya. Bekaitan dengan itu dari komponen lainnya yang
secara terpadu bergerak menuju kearah saru tujuan yang telah di tetapkan.
Islam memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar apa yang
terdapat dalam dirinnya, atas dasar fitrah yang diberikan Allah kepadanya.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta: Prenada Media Group
Daradjat,
Zakiah.2012. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta: PT.Bumi Aksara
Arifin, Muhammad.1989.Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta :
PT.Bumi Aksara
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan populer dari blog ini
COVER MODUL
KAKAK BERADIK
Hubungan persaudaraan yang sebenarnya adalah ketika saudaramu sdh sama2 berumah tangga.... Akankah hubungan itu masih sama ketika masa kecil dahulu...ketika bertengkar kemudian bermain bersama lagi.... Ketika ada yg mengganggumu...kemudian kau panggil kakakmu....lalu dg badanx yg lebih besar dia membelamu Krn kau adl adiknya... Atau ketika kau membela adikmu yg memang bersalah.....demi sebuah kata Krn dia adikku Ketika makanan yang dihidangkan ibumu....dibagi bersama saudaramu Satu makan tempe maka semua tempe....tak ada yg dipilih kasih...satu makan telor maka dibagilah telornya jika hanya satu butir Atau ketika bpkmu pergi kondangan dan membawa....satu tempat makanan....pasti berebut makanan kesukaan....tapi ujung2x....makan bersama dalam satu wadah Ah.....betapa akan sangat dirindukan hal2 seperti itu Akankah moment kebersamaan itu masih ada ketika kalian sdh berumah tangga??? Ketika satu menjadi kaya yg lain hanya biasa saja....ketika satu menjadi org terhor
Komentar
Posting Komentar